Jangan kau bungkam mulutku
dari apa yang ingin ku katakan
ini hakku
Jangan kau batasi jiwaku berontak
dari apa yang ingin ku luapkan
ini kebebasanku
Jangan kau lumpuhkan hatiku
dari apa yang ingin ku tuangkan
ini mauku
Biar ku
caci maki diriku sendiri
Ku tau begitu mudah
engkau hapus
perjalananan indah itu
(saat kabut pagi)
Lalu aku menyobek-nyobek jiwaku sendiri
bukan jiwamu
Minggu, 28 Juni 2009
Rabu, 17 Juni 2009
''Selepas Maghrib''



Anakku...
Ku tak bermaksud menyayat hatimu
dengan sembilu kata lewat puisi
Kemarinku
Hingga sajadah basah
kau sirami dengan air matamu
Tak seharusnya kutuangkan lewat alam maya ini
tapi kemarin hatiku lurus
tak patah untuk merangkai
meski sedikit rapuh lantaran
lelahku
Anakku....
Aku belajar tegar
karena masa lalu sudah ku
janjikan dengan Ibumu untuk
dibungkus rapi dan jangan dibuka lagi
(t'lah ku kubur tak kutabur melati)
Ku yakini Sang Pengasih
dengarkan do'a kita
'tuk tegar hadapi bebatu
Ku fahami Sang Penyayang
telah siapkan untuk kita
permadani kehidupan yang lebih indah
( lalu ku hapus air matamu )
Suci....
Gadis karangku
Senandungkan saja lagu tentang
jiwa yang agung
tentang nurani yang memutih
Aku tak tinggal diam
siapkan perahu hidupmu
Anakku...
Ma'afkan puisi
kemarin ku
( sesa'at aku diam pandangi malam yang tenang lewat jendela
jiwa yang berdebu)
(Ketika hidup harus kembali, 17 Juni '09)
Selasa, 16 Juni 2009
''SUCI''

Kepada Suci
anakku
Aku tau apa yang ada di kedalaman hatimu
keinginan yang belum tercapai
duniawi yang menghantui
hayalan yang mengambang
Sabarlah anakku
Senyummu dapat ku mengerti
batasan antara keinginan dan kenyataan
kita memang sudah digariskan untuk hidup seadanya
Tapi bersyukurlah
kita masih punya jiwa
Kepada Suci
anakku
Kita selalu berbagi cerita tentang hidup yang sebenarnya
Tentang kemunafikan nyata
yang ada disekitar kita
Tundukkan bathinmu
Lantaran hidup bukanlah berkekalan
Suatu hari nanti
Sang Pangeran akan menyambut jemarimu
Terbanglah dalam awan yang hakiki
tapaki hembusan angin
berbagi dengan semua
seperti aku yang kini selalu berbagi
wewangi
meski hanya dalam puisi
(sa'at dirimu diam mengharapkan sekolah yang lebih tinggi, 16 Juni'09)
Senin, 15 Juni 2009
Sabtu, 13 Juni 2009
''PESAN ISTRI KEPADA SUAMINYA SEBELUM MATI''
''Bang................
matilah mati nanti dalam tanda
titik
Jangan tanda seru
atau
tanda tanya
....................................
kelak kan ku tancapkan
melati garis lurus
di dada kuburmu
agar wangi
meski tak teduh''
(Lelaki itu diam,tak
berbalas kata
lantaran
menahan perih
luka
dihatinya)
sesa'at tak jadi hujan,Berastagi,13 Juni kosong 9
matilah mati nanti dalam tanda
titik
Jangan tanda seru
atau
tanda tanya
....................................
kelak kan ku tancapkan
melati garis lurus
di dada kuburmu
agar wangi
meski tak teduh''
(Lelaki itu diam,tak
berbalas kata
lantaran
menahan perih
luka
dihatinya)
sesa'at tak jadi hujan,Berastagi,13 Juni kosong 9
Jumat, 12 Juni 2009
''Kepada.....''
Peri kecil
Sudah sembuh kah lukamu?
Ku tanyakan lantaran
kemarin kau nyatakan
tentang jiwa yang resah
Peri kecil
Sudah kau petik kah melatimu?
Kutanyakan lantaran
kemarin kau tawarkan
tentang luka yang
menganga
Peri kecil
Jalani jalanmu
Engkau tak sendiri
(Puisi pendek kepada hayal,12 Juni '09)
Sudah sembuh kah lukamu?
Ku tanyakan lantaran
kemarin kau nyatakan
tentang jiwa yang resah
Peri kecil
Sudah kau petik kah melatimu?
Kutanyakan lantaran
kemarin kau tawarkan
tentang luka yang
menganga
Peri kecil
Jalani jalanmu
Engkau tak sendiri
(Puisi pendek kepada hayal,12 Juni '09)
''KU HANYA...............''
Ku hanya ingin dengarkan
suaramu
sekali saja
tak lebih dari itu
Tidakkah kau izinkan?
Ku hanya ingin sapamu
sedetik saja
tak lebih dari itu
Tidakkah kau hiraukan?
Ku hanya ingin tau
kabarmu
tak lebih dari itu
Tidakkah kau bukakan?
Ku hanya ingin
sebelum ku
bisu
hingga bulan tenggelam
(Galau ada, 12 Juni '09)
suaramu
sekali saja
tak lebih dari itu
Tidakkah kau izinkan?
Ku hanya ingin sapamu
sedetik saja
tak lebih dari itu
Tidakkah kau hiraukan?
Ku hanya ingin tau
kabarmu
tak lebih dari itu
Tidakkah kau bukakan?
Ku hanya ingin
sebelum ku
bisu
hingga bulan tenggelam
(Galau ada, 12 Juni '09)
Langganan:
Postingan (Atom)